Al Washliyah dan Observatorium Ilmu Falak

Senin, 23 Oktober 2023 - 06:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

LHOKSEUMAWE. Sabtu, 21 Oktober 2023 pukul 20.00 WIB, saya bersama keluarga menghadiri kegiatan “Malam Pengamatan Bulan Internasional” di Gedung Observatorium IAIN Lhokseumawe. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Program Studi (Prodi) Ilmu Falak Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe. Saya sendiri sebagai dosen di Fakultas Syariah tentu harus mendukung kegiatan ini, setidaknya dapat menghadiri acara tersebut. Kegiatan ini didukung dan dihadiri oleh puluhan mahasiswa jurusan Ilmu Falak.

Dalam kegiatan tersebut, saya bertemu Dr. Ismail, M.A. selaku Kepala Prodi Ilmu Falak. Secara khusus, ia memperlihatkan empat dari tujuh teleskop yang dimiliki Prodi. Saya bersama anak dan istri juga diberikan kesempatan berharga untuk menyaksikan bulan dengan menggunakan teleskop canggih yang dimiliki Prodi. Jujur saja, baru kali ini saya, termasuk istri dan anak saya, menyaksikan struktur permukaan bulan dengan bantuan teleskop canggih. Sebagai dosen di Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe, saya bangga Prodi Ilmu Falak memiliki alat-alat canggih yang mendukung pengembangan Ilmu Falak di Aceh.

Sebagai kader Al Washliyah, saya langsung berpikir apakah Al Washliyah memiliki instrumen observatorium ilmu falak, atau apakah Al Washliyah sudah merencanakan untuk membangun sebuah laboratorium atau observatorium ilmu falak. Ustaz Dr. Irwansyah, M.H.I., sebagai Sekretaris Badan Hisab dan Rukyat (BHR) Pengurus Besar (PB) Al Jam’iyatul Washliyah, menyatakan bahwa BHR sudah pernah merencanakan mendirikan observatorium ilmu falak, namun belum terealisasi karena ketiadaan biaya. Saat ini, BHR belum memiliki biaya untuk membeli alat-alat yang diperlukan yang diperkirakan membutuhkan dana ratusan juta rupiah. Selama ini, ungkap Ustaz Irwansyah, BHR memanfaatkan teleskop milik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk melihat hilal, dan terkadang juga memanfaatkan teleskop milik Observatorium Ilmu Falak (OIF) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU). Berarti, BHR Al Washliyah belum memiliki teleskop dan juga laboratorium dan observatorium ilmu falak yang tentu sangat menunjang kinerja BHR PB Al Washliyah.

Secara khusus, saya menghubungi Ustaz Dr. Arwin Juli Rakhmadi Butar-butar, sebagai Kepala OIF UMSU, dan bertanya perihal biaya yang dibutuhkan untuk membangun sebuah observatorium ilmu falak sebagaimana yang dimiliki oleh UMSU. Ia mengatakan bahwa sebuah observatorium harus dibangun secara bertahap, karena membutuhkan biaya yang besar. Menurutnya, dibutuhkan biaya sekitar dua milyar rupiah yang digunakan untuk membeli alat dan instalasinya, pelatihan tim, dan mengundang pakar. Dana ini di luar biaya pembangunan gedung dan kantor. Demikian penjelasan Ustaz Dr. Arwin.

Secara terpisah, saya juga mewawancarai Tengku Dr. Ismail sebagai Kepala Prodi Ilmu Falak seputar pembelian intrumen observatorium ilmu falak. Menurutnya, sebuah laboratorium ilmu falak setidaknya memiliki minimal tiga teleskop dalam tiga jenis, perkiraan biaya yang diperlukan untuk membelinya adalah 100 juta rupiah. Ia juga memberikan info perihal alat-alat observatorium ilmu falak sekaligus daftar harganya. Setidaknya, dibutuhkan dana sekitar 199 juta rupiah untuk membeli alat-alat tersebut. Semua ini dibutuhkan untuk membangun sebuah laboratorium dengan standar minimal. Demikian penjelasan Tengku Dr. Ismail.

Berdasarkan informasi dua ahli di atas, semestinya Al Washliyah mampu membangun sebuah laboratorium dengan standar minimal di atas. Al Washliyah memiliki tiga kampus besar yang dapat mendukung pengembangan ilmu falak dalam organisasi Al Washliyah, yakni UMN Al Washliyah, UNIVA Medan dan UNIVA Labuhanbatu karena ketiganya memiliki Fakultas Agama Islam (FAI). Saya kira, kampus-kampus Al Washliyah, secara mandiri maupun kolektif, sangat mampu membeli alat-alat tersebut. Al Washliyah juga memiliki donatur dan kader-kader militan yang tentu berkenan membantu kebutuhan organisasi ini. Di masa depan, saya yakin Al Washliyah mampu memiliki sebuah observatorium ilmu falak yang dapat menjadi kebanggaan organisasi dan umat Islam di Indonesia. Lewat keberadaan Observatorium Ilmu Falak (OIF) Al Jam’iyatul Washliyah, Al Washliyah dapat menjadi organisasi yang berwibawa dan berpengaruh di Indonesia.

Dr. Ja’far, M.A.

  • Dosen Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe
  • Sekretaris CAS

 

 

Facebook Comments Box

Penulis : Dr. Ja'far, M.A.

Berita Terkait

Dayah dan Transmisi Ilmu-Ilmu Keislaman di Aceh (Studi Kasus Dayah Nurul Islam)
Dayah dan Transmisi Ilmu Keislaman di Aceh (Studi Kasus Dayah Madinatuddiniyah Darul Huda Paloh Gadeng)
Peneliti CAS Kaji Pemikiran Etika Akademis Syekh Hasan Ma’sum
Dayah dan Transmisi Ilmu-ilmu Keislaman di Aceh: Studi Kasus di Dayah Subulussalam al-Waliyah

Berita Terkait

Rabu, 26 Februari 2025 - 07:39 WIB

Karakter Pendidikan Al Washliyah

Minggu, 23 Juni 2024 - 11:41 WIB

LKSA Gelar Diskusi tentang Problematika Korupsi di Indonesia

Sabtu, 1 Juni 2024 - 11:43 WIB

Dr. Ja’far Terima Penghargaan dari PW IPA Sumatera Utara

Senin, 27 Mei 2024 - 05:33 WIB

Dr. Ja’far Akan Sampaikan Materi “Dinamika Ikatan Pelajar Al Washliyah” di Parapat

Sabtu, 28 Oktober 2023 - 10:49 WIB

Sekretaris CAS Bertemu Pengurus Dewan Fatwa Al Washliyah

Jumat, 27 Oktober 2023 - 17:23 WIB

Dewan Pendiri CAS Silaturahmi

Kamis, 26 Oktober 2023 - 00:45 WIB

Direktur CAS Menjadi Narasumber MASIMA

Senin, 23 Oktober 2023 - 05:34 WIB

Pengurus CAS Periode 2023-2028

Berita Terbaru

Organisasi

Karakter Pendidikan Al Washliyah

Rabu, 26 Feb 2025 - 07:39 WIB

Pendidikan

Sekjend PB Al Washliyah Buka Seminar Internasional

Senin, 24 Feb 2025 - 16:17 WIB

Internasional

Al Washliyah Kembali Gelar Seminar Internasional

Senin, 24 Feb 2025 - 11:33 WIB

Pendidikan

Sekretaris CAS Menjadi Pemateri Workshop Internasional

Kamis, 20 Feb 2025 - 10:01 WIB

Pendidikan

Al Washliyah Gelar Workshop Tingkatkan Reputasi Jurnal

Sabtu, 8 Feb 2025 - 02:11 WIB