Dayah dan Transmisi Ilmu-ilmu Keislaman di Aceh: Studi Kasus di Dayah Subulussalam al-Waliyah

Minggu, 10 September 2023 - 14:22 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pendahuluan

Dayah sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional memiliki peran penting dalam penyebaran dan pelestarian ajaran Islam di Aceh. Dengan keunikannya, dayah menjadi tempat utama bagi para santri untuk mendalami ilmu agama sekaligus menginternalisasi nilai-nilai kehidupan yang Islami. Salah satu dayah yang memiliki pengaruh signifikan dalam pengembangan pendidikan Islam di wilayah Aceh Utara adalah Dayah Subulussalam al-Waliyah. Lembaga ini berdiri atas inisiatif masyarakat dan telah berkembang menjadi pusat pendidikan keagamaan yang penting.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sejarah pendirian Dayah Subulussalam al-Waliyah serta perkembangannya dari masa ke masa. Selain itu, kajian ini juga menelusuri ragam ilmu keislaman yang diajarkan, termasuk kitab-kitab yang menjadi referensi utama dalam proses pembelajaran. Dengan pendekatan deskriptif kualitatif, data dikumpulkan melalui wawancara dengan pengurus dan santri senior, observasi kegiatan belajar-mengajar, serta studi dokumen. Narasumber utama dalam wawancara adalah Tgk. Muhammad Zubir, S.Pd.I. Analisis dilakukan secara tematik untuk memetakan sejarah, perkembangan, serta sistem transmisi keilmuan di dayah tersebut.

Hasil dan Pembahasan

1. Sejarah dan Perkembangan Dayah

Dayah Subulussalam al-Waliyah didirikan pada tahun 1995 di Kampung Cibrek Baroh, Kecamatan Syamtalira Aron, Kabupaten Aceh Utara. Latar belakang pendiriannya adalah kebutuhan masyarakat akan lembaga pendidikan agama yang terstruktur, mengingat sebelumnya kegiatan pengajian hanya dilakukan secara informal di rumah-rumah tokoh masyarakat atau di meunasah.

Pendirian dayah ini diawali dengan penyediaan lahan oleh masyarakat, termasuk tanah wakaf dari seorang dermawan. Tokoh yang dipercaya memimpin dayah adalah Abu Haji Jamaluddin Rasyid, seorang ulama dari Desa Glok, yang menerima amanah tersebut dan dibantu oleh abangnya, Abi Gani. Pada tahun yang sama, dibangunlah balai pengajian serta tempat tinggal pimpinan dayah.

Sejak awal berdirinya, Abu Haji Jamaluddin Rasyid terus memimpin dayah ini. Di bawah kepemimpinannya, dayah berkembang secara signifikan. Jumlah santri terus meningkat sehingga diperlukan perluasan bangunan dan pembangunan asrama bagi santri dan guru. Pada awalnya, santri yang ingin melanjutkan pendidikan umum harus bersekolah di luar, namun sejak 2018, dayah ini membuka sekolah terpadu yang mengintegrasikan pelajaran agama dan umum dalam satu sistem pendidikan.

Sampai saat ini, dayah hanya menerima santri laki-laki karena belum tersedia fasilitas untuk santri perempuan. Meski demikian, lahan untuk pembangunan asrama perempuan sudah disiapkan, dan masyarakat berharap pembangunan tersebut dapat segera direalisasikan.

2. Transmisi Ilmu-ilmu Keislaman

a. Materi Pelajaran

Pada jenjang Tsanawiyah, para santri Dayah Subulussalam al-Waliyah mempelajari berbagai disiplin ilmu agama melalui kitab-kitab klasik yang menjadi rujukan utama dalam dunia pesantren. Dalam bidang Tauhid, digunakan tiga kitab utama, yakni Aqidatul Islamiyah karya Syaikh Bashri bin H. Marghubi, Tijan ad-Darari karya Syaikh Nawawi al-Bantani, serta Kifayatul Awwam karya Syaikh Muhammad al-Fadhali.

Untuk pelajaran Fiqih, santri mempelajari Matan Ghayah wa Taqrib karya Syaikh Ahmad bin Husain al-Asfihani, Fathul Qarib Mujib karya Syaikh Muhammad bin Qasim al-Ghazi, serta Fathul Mu’in jilid 1 dan 2 yang ditulis oleh Syaikh Zainuddin al-Malibari. Dalam bidang akhlak dan tasawuf, digunakan kitab Taisirul Khalaq karya Hafidz Hasan al-Mas’ud, Ta’lim al-Muta’allim karya Burhanuddin al-Zarnaji, dan Daqaiqul Akhbar karya Syaikh Abdurrahim Ahmad al-Qadhi.

Pelajaran Nahwu diajarkan melalui Matan Jurumiyah, Awamil Jurjaniy karya Syaikh Ahmad bin Muhammad Zain al-Fatani, Mukhtashar Jiddan karya Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Daud ash-Shonhaji, dan Mutammimah Jurumiyyah karya Syaikh Muhammad bin Muhammad ar-Ra’ini. Sedangkan ilmu Sharaf diajarkan dengan kitab Matan Bina wal Asas karya Syaikh Mala Abdullah Dunqazi, Tasrif 1–3 oleh Syaikh Hasan bin Ahmad, Kailani oleh Abu Hasan Ali bin Hisyam al-Kailani, serta Talkhisul Asas oleh Syaikh Aly bin Utsman.

Dalam bidang Tarikh Islam, santri menggunakan tiga jilid dari kitab Khulashah Nurul Yaqin karya Umar Abdul Jabbar. Untuk ilmu Tajwid, digunakan dua kitab, yaitu Pelajaran Tajwid Jawi karya Arsyad Thalib Lubis dan Hidayatul Mustafid karya Syaikh Muhammad al-Mahmud. Ilmu Hadits diajarkan melalui Arbain Nawawiyah karya Imam Nawawi dan Tanqihul Qaul karya Syaikh Muhammad bin Umar an-Nawawi al-Bantani.

Pelajaran Ushul Fiqh disampaikan menggunakan kitab Waraqat karya Imam al-Haramain Abu al-Ma’ali Muhammad al-Juwaini. Ilmu Mantiq diajarkan dengan kitab Sulam Munawwaraq karya Syaikh Abdurrahman al-Akhdhari. Dengan cakupan pelajaran yang luas dan kitab-kitab klasik sebagai sumber utama, kurikulum Tsanawiyah di dayah ini mencerminkan komitmen kuat terhadap penguasaan ilmu-ilmu keislaman secara mendalam.

Pada tingkat Aliyah, santri mendapatkan pengajaran yang lebih lanjut dan kompleks melalui kitab-kitab yang lebih mendalam dari berbagai disiplin ilmu. Dalam bidang Tauhid, digunakan kitab Fudhudi karya al-Allamah al-Hudhudi serta Kanzur Raghibin karya Imam Jalaluddin al-Mahalli (jilid 1–4).

Pelajaran Fiqih mengacu pada Fathul Mu’in jilid 3 dan 4 karya Syaikh Zainuddin al-Malibari serta kitab Ummul Barahin karya Sayyidi Muhammad as-Sanusi. Ilmu Akhlak dan Tasawuf dipelajari melalui kitab Nashaihul ‘Ibad dan Maraqil Ubudiyah karya Syaikh Nawawi al-Bantani, serta Sirajut Thalibin karya Syaikh Ihsan Dahlan al-Janfasi.

Untuk pelajaran Nahwu, kitab yang digunakan antara lain Alfiyah Ibnu Malik karya Ibnu Malik al-Andalusi serta Ibnu Aqil karya Syaikh Abu al-Wafa’ Ali bin Aqil al-Baghdadi. Bidang Sharaf diajarkan menggunakan kitab Salsil Madkhal karya Syaikh Abi Hamid Muhammad bin Qadhi al-Kandali dan Mathlub karya Abu Hanifah an-Nu’man bin Tsabit.

Dalam bidang Tarikh Islam, para santri membaca Nurul Yaqin karya Syaikh Muhammad al-Khudhari Bek dan Qishashul Anbiya karya Abu Ishaq Ibrahim bin Mansur bin Khalaf. Untuk Hadits, digunakan kitab Mukhtashar Ibnu Abi Jamrah, Majalisus Saniyah karya Syaikh Ahmad bin Syaikh Hijaz al-Fasyani.

Ushul Fiqh diajarkan dengan kitab Lathaiful Isyarah karya Syaikh Abdul Hamid bin Muhammad Ali al-Quds. Pelajaran Mantiq disampaikan melalui Quwaisini karya Syaikh Abdurrahman al-Akhdhari dan Sulam al-Malawi karya Syaikh Ahmad al-Malawi.

Tafsir diajarkan menggunakan Tafsir Jalalain karya Imam Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi, yang dipelajari dalam dua jilid. Ilmu Faraidh disampaikan melalui kitab Rabbiyyah dan Syarh Rahbiyyah karya Syaikh Muhammad ar-Rabbi. Untuk Balaghah, digunakan kitab Jauhar Maknun karya Syaikh Ahmad ad-Damanhuri.

Selain itu, santri juga mendapatkan pelajaran Qawaid Fiqh melalui kitab Asybah wan-Nazhair karya Imam Jalaluddin as-Suyuthi, serta ilmu Falaq (astronomi Islam) melalui kitab Durusul Falaqiyah karya Syaikh Muhammad Ma’shum Ali.

Kurikulum di tingkat Aliyah ini dirancang untuk mempersiapkan santri menjadi ulama atau cendekiawan Islam yang memiliki penguasaan komprehensif atas berbagai cabang ilmu keislaman, dengan dasar pemahaman yang kuat terhadap literatur klasik.

b. Metode Pengajaran

Proses pembelajaran di Dayah Subulussalam al-Waliyah menggunakan pendekatan klasik khas pesantren, seperti metode sorogan dan bandongan. Pada metode sorogan, santri membaca langsung di hadapan guru yang kemudian mengoreksi dan menjelaskan materi secara individual. Sedangkan metode bandongan dilakukan secara klasikal, di mana guru membacakan kitab, menerjemahkan dan menjelaskan isi kandungannya, sementara santri mencatat poin-poin penting.

Metode hafalan juga diterapkan, khususnya untuk pelajaran-pelajaran seperti Al-Qur’an, Hadis, dan teks-teks ringkas dalam kitab tertentu. Untuk pelajaran-pelajaran yang menuntut pemahaman mendalam seperti Mantiq dan Ushul Fiqh, diterapkan metode diskusi guna mendorong daya analisis dan logika para santri. Santri juga dibekali dengan keterampilan praktis seperti simulasi pelaksanaan ibadah, sehingga pembelajaran tidak hanya bersifat teoritis tetapi juga aplikatif.

Semua kegiatan pembelajaran dipandu oleh guru-guru yang kompeten di bidangnya, dan dilaksanakan dalam lingkungan yang mendukung pembentukan karakter santri yang Islami, berilmu, dan siap berkontribusi di tengah masyarakat.

Penutup

Dayah Subulussalam al-Waliyah merupakan contoh nyata dari lembaga pendidikan Islam tradisional yang mampu bertahan dan berkembang di tengah perubahan zaman. Sejak didirikan pada 1995, dayah ini telah menjadi pusat transmisi ilmu keislaman yang tidak hanya fokus pada aspek spiritual, tetapi juga membekali santri dengan pengetahuan umum. Dengan mengintegrasikan metode pembelajaran klasik dan kontemporer serta kurikulum yang komprehensif, Dayah Subulussalam al-Waliyah terus memberikan kontribusi signifikan dalam membentuk generasi Muslim yang berpengetahuan luas, berakhlak mulia, dan siap menghadapi tantangan zaman.[]

Penulis : Safiratun Nazira & Salmiati Hasni Abdar*

Berita Terkait

Dayah dan Transmisi Ilmu-Ilmu Keislaman di Aceh (Studi Kasus Dayah Nurul Islam)
Dayah dan Transmisi Ilmu Keislaman di Aceh (Studi Kasus Dayah Madinatuddiniyah Darul Huda Paloh Gadeng)
Al Washliyah dan Observatorium Ilmu Falak
Peneliti CAS Kaji Pemikiran Etika Akademis Syekh Hasan Ma’sum
*Mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe

Berita Terkait

Rabu, 26 Februari 2025 - 07:39 WIB

Karakter Pendidikan Al Washliyah

Minggu, 23 Juni 2024 - 11:41 WIB

LKSA Gelar Diskusi tentang Problematika Korupsi di Indonesia

Sabtu, 1 Juni 2024 - 11:43 WIB

Dr. Ja’far Terima Penghargaan dari PW IPA Sumatera Utara

Senin, 27 Mei 2024 - 05:33 WIB

Dr. Ja’far Akan Sampaikan Materi “Dinamika Ikatan Pelajar Al Washliyah” di Parapat

Sabtu, 28 Oktober 2023 - 10:49 WIB

Sekretaris CAS Bertemu Pengurus Dewan Fatwa Al Washliyah

Jumat, 27 Oktober 2023 - 17:23 WIB

Dewan Pendiri CAS Silaturahmi

Kamis, 26 Oktober 2023 - 00:45 WIB

Direktur CAS Menjadi Narasumber MASIMA

Senin, 23 Oktober 2023 - 05:34 WIB

Pengurus CAS Periode 2023-2028

Berita Terbaru

Organisasi

Karakter Pendidikan Al Washliyah

Rabu, 26 Feb 2025 - 07:39 WIB

Pendidikan

Sekjend PB Al Washliyah Buka Seminar Internasional

Senin, 24 Feb 2025 - 16:17 WIB

Internasional

Al Washliyah Kembali Gelar Seminar Internasional

Senin, 24 Feb 2025 - 11:33 WIB

Pendidikan

Sekretaris CAS Menjadi Pemateri Workshop Internasional

Kamis, 20 Feb 2025 - 10:01 WIB

Pendidikan

Al Washliyah Gelar Workshop Tingkatkan Reputasi Jurnal

Sabtu, 8 Feb 2025 - 02:11 WIB