No Image Available

Jejak sang bintang : sketsa biografis Syekh Hasan Ma’sum, H. Ismail Banda, H. Abdurrahman Sjihab, H.M. Arsjad Th. Lubis & H. Yusuf Ahmad Lubis

 Penulis: Ja'far  Category: Biografi, Sejarah  Publisher: Centre For Al Washliyah Studies (Pusat Kajian Al Washliyah)  ISBN: 978-623-98804-5-3  Laman: 100  Negara: Indonesia  Bahasa: Bahasa Indonesia  Ukuran: 21 x 14.8 cm  Harga: Rp. 65.000
 Deskripsi:

Buku ini diberi judul Jejak Sang Bintang. Mengapa sang bintang? Kata “bintang” dalam judul ini diambil dari ucapan dari Syekh ‘Abd al-Qâdir al-Mandilî, ulama asal Indonesia yang berkarir di Masjidilharam, yang  dalam  sebuah pertemuan  di  Medan pada awal abad ke-20 berkata: “Deli ini  telah  kejatuhan  sebutir  bintang  yang  gilang  gemilang,  akan tetapi  penduduk  belum  mengetahuinya.  Tambah  lama  bintang Zohra  itu  akan  bertambah  memancarkan  sinarnya,  dan  mudah-mudahan dapatlah kerajaan Deli ini seorang pujangga Islam yang jarang didapati”. Syekh  Muhammad  Ya’kub  sebagai  tuan  rumah  pertemuan tersebut menanyakan makna kalimat tersebut kepada Syekh ‘Abd al-Qâdir  al-Mandilî  yang  akhirnya  menuturkan: “adalah  ia  itu  (Syekh Hasan Ma’sum) seorang di antara ‘alim yang  telah  mencapai  makam yang  tinggi… sebab  itu  kamu sekalian  aku  nasihatkan,  apakala  kelak ia  telah  menjadi  ulama  besar  di  kerajaan  Deli  ini,  janganlah  alpa dan  lalai untuk  menuntut  ilmu  padanya”. Dengan demikian, kata “bintang” dalam ucapan Syekh ‘Abd al-Qâdir al-Mandilî di atas merujuk kepada sosok Syekh Hasan Ma’sum mengingat derajat keilmuan dan keulamannya, dan ini memang sesuai dengan makna “bintang” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yakni “orang yang terbaik (terpandai dalam suatu lingkungan).” Jadi, Syekh Hasan Ma’sum merupakan “bintang” di masa hidupnya, dalam arti orang yang terpandai sehingga menjadi tempat rujukan dan sandaran kaum Muslim di Sumatera Timur khususnya para pelajar agama. Tidak hanya itu, sosok Syekh Hasan Ma’sum juga berhasil mengkader “bintang-bintang” baru yang menjadi rujukan dan sandaran umat di belakang hari, di antara mereka adalah H. Ismail Banda, H. Abdurrahman Sjihab, H.M. Arsjad Th. Lubis dan H. Yusuf Ahmad Lubis. Keempat tokoh ini merupakan para pendiri organisasi Al Jam’iyatul Washliyah. Buku Jejak Sang Bintang, dengan demikian, memberikan deskripsi dan analisis tentang jejak intelektual dan spiritual ulama-ulama terbaik di Sumatera Timur yang merupakan pendiri dan pengembang organisasi Islam yang berpengaruh di Indonesia, yakni Al Jam’iyatul Washliyah. Sejumlah “bintang” lain juga diketahui turut mendirikan Al Washliyah, akan tetapi keterbatasan data saat ini membuat mereka belum memungkinkan untuk diteliti. Ke depan, buku ini akan terus dilengkapi dengan artikel-artikel berbasis riset mengenai para pendiri Al Washliyah termasuk mereka yang berjasa bagi perkembangan awal Al Washliyah. InsyaAllah. Selamat membaca!

Facebook Comments Box
 Kembali